Rahasia Mahir Ngoding! By Experience.

    

Hi, 

Sejak kapan mengenal koding? 

Tahun 2015. Mau ga mau aku harus bertemu dengan ngoding. Kenapa? Karena alasan yang  lumayan template, yaitu karna kebetulan kuliah di bidang ini. Yap, aku mengambil pendidikan D III Manajemen Informatika dari salah satu Politeknik Negeri di Indonesia. Alasan mengambil bidang ini karena hal yang cukup pribadi  dan lumayan panjang jika di bahas. Apakah kamu kepo? Bisa klik link ini 

Kalau sekarang di pikir kembali if we were back to 2015, sebenarnya saat itu terbilang belum se keren sekarang branding IT. Masih banyak yang belum familiar. Keluarga , teman di sekolah, teman di bimbel, bahkan guru sekalipun masih banyak yang belum tau tentang IT. Kaya nya ga ada yang menginfluence aku untuk masuk bidang ini, kecuali ayah ku. Rata-rata menyuguhkan mengambil jejeka sebagai arsitek, guru, engineer Non IT. Setuju ga? Belum banyak yang bahas se masive sekarang tentang bidang ini. Bahkan waktu sudah duduk di perkuliahan pun, masih banyak teman dari jurusan lain yang ga begitu aware eksistensi jurusan ini.

Back to the topic, sejak kapan mengenal koding? Jawabannya sejak semester awal perkuliahan karena disuguhkan mata kuliah Algoritma dan Pemrograman. Dimana mata kuliah ini awalnya mengasah ilmu analisa mahasiswa untuk dapat membuat dan membaca algoritma serta menuangkannya ke bahasa pemrograman dasar sejuta umat di Indonesia yaitu Bahasa C / Pascal hahaha😝.

Apakah langsung jatuh cinta pada koding? 

Nah, jujur saja di momen ini aku sempat salah sangka kalau Algoritma itu adalah Logaritma yang ada di Matematika saat di pelajari di bangku SMA wkwkwk. Tapi ternyata salah besar!😹 Namun karena momen salah sangka inilah aku semakin penasaran apa itu Algoritma???. Dan rasa penasaran inilah yang membuatku ke trigger untuk mencari tau lebih dalam. 

Nah begitu pula yang terjadi pada mata kuliah lainnya yang ternyata ku sadari amat berbeda dengan mata pelajaran di bangku SMA. Akibatnya banyak sekali hal baru yang ku temukan dan masih asing. Tapi karena memang sejatinya aku suka menaklukkan banyak hal sejak SMA, ambisi ku muncul kembali dalam menaklukkan semua mata kuliah aneh ini di bangku perkuliahan😈. Apa akibatnya? Yap, aku pontang panting!

Langkah menaklukkan koding

Aku sangat suka menulis dan bagiku menulis adalah seni dan trik untuk memahami diri sendiri. Why? karena mampu membantuku untuk menguraikan banyak hal yang kusut di kepala. Aku jadi tau apa yang sebenanrya ku ketahui dan apa saja yang belum ku ketahui. Selain itu, aku juga menyadari bahwa matematika itu ternyata adalah bahasa yang di ubah menjadi rumus. Dengan kata lain, seluruh rumus yang ada pada matematika dapat diuraikan ke dalam bentuk kalimat untuk menerjemahkan logika dan objektif dari rumus tersebut.

Dan saat itu pula aku yakin, pun begitu pula hal nya pasti berlaku untuk seluruh mata kuliah "aneh" yang aku temui di kampus. Oleh sebab itu, hal ini yang menjadi momentum bagiku dalam kelanjutan journey ngoding ku sampai saat ini di tahun 2024. Akhirnya aku temukan langkah awal yang harus aku lakukan terlebih dahulu. apa itu? Berdamai!

Cara berdamai dengan koding

Namun jujur saja, karena IT masih besar kaitannya dengan pendekatan logika matematika, aku tidak begitu kesulitan untuk memahaminya. Hanya saja banyak istilah dan cara hitungnya yang belum familiar. Contoh nya logika for, switch case dan beberapa konsep lainnya. Dan saat itu pula aku makin peka untuk mengenali bidang ini, bahwa bidang ini masih belum mirip terhadap matematika saja, tapi mirip sekali dengan game!

Jadi, cara berdamai versi ku adalah.. menjadikan bidang ini tidak lagi menjadi aneh / absurd / tidak ku kenali / tidak dapat di jamah. Aku mencoba menguraikan semua hal menggunakan pengertian awam yang dapat ku pahami melalui pendekatan pribadiku. Dari saat ini aku sering sekali punya analogi versi pribadi untuk banyak hal di bidang IT hahaha. Karena, aku pernah dengar dari adikku , bahwa

semakin paham seseorang terhadap suatu hal, maka semakin sederhana orang tersebut dalam menjelaskan hal tersebut.

Thankyou!

Regards,

Lily